Ancaman Inflasi Bebani Rupiah

Written By Unknown on Senin, 31 Desember 2012 | 09.35

Senin, 31 Desember 2012 | 06:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Bank Indonesia menjaga mata uang agar tidak melemah terlalu tajam mampu memicu penguatan rupiah di pengujung 2012. Di pekan terakhir tahun ini, tekanan terhadap rupiah masih tetap tinggi sehingga mata uang lokal terus mengarah ke level 9.800 per dolar Amerika Serikat. Namun intervensi pasar yang dilakukan oleh BI mampu menahan laju pelemahan rupiah dan tetap berada di bawah 9.700 per dolar AS.

Jumat lalu, nilai tukar rupiah berhasil menguat 26 poin (0,27 persen) ke level 9.637 per dolar AS, yang berarti dalam sepekan juga terapresiasi 21 poin (0,22 persen) dari posisi pekan sebelumnya, di 9.658 per dolar AS. Namun, sepanjang Desember, rupiah melemah 42 poin (0,43 persen) dibanding akhir November, di level 9.595 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, menjelaskan tetap tingginya permintaan terhadap dolar AS dari para pelaku pasar membuat tekanan terhadap rupiah belum surut hingga akhir tahun. "Ketidakpastian masalah tebing fiskal (fiscal cliff) di Amerika membuat dolar tetap menjadi mata uang safe haven bagi para investor."

Rully memprediksi, pada awal 2013, rupiah akan ditransaksikan di kisaran 9.600-9.700 per dolar AS. Sedangkan sepanjang tahun depan rupiah akan bergerak cukup lebar, berkisar 9.000-10.000 per dolar AS.

Kekhawatiran atas tingginya ancaman inflasi pada tahun depan dari rencana kenaikan harga tarif daya listrik, bahan bakar minyak bersubsidi, serta upah buruh dapat memicu kenaikan harga yang membuat animo investor berinvestasi dalam mata uang rupiah agak tertahan. Tingginya inflasi dapat memicu pelemahan rupiah sehingga investor asing bisa mengalami kerugian dari sisi nilai tukar.

Potensi pelemahan rupiah masih dapat berlanjut hingga triwulan pertama karena masih ada kecemasan terhadap defisit perdagangan. "Masih tingginya permintaan impor dan melambatnya kinerja ekspor membuat pasokan dolar AS di pasar domestik tetap terbatas sehingga membebani pergerakan rupiah," katanya.

Namun kemungkinan adanya aliran dana asing, baik ke pasar finansial maupun ke sektor riil di awal tahun, dapat memicu apresiasi rupiah. Ekonomi domestik yang masih cukup cerah dan diprediksi di atas 6 persen serta fundamental yang tetap solid dapat menjadi daya tarik bagi investor asing.

PDAT | VIVA B. K


Anda sedang membaca artikel tentang

Ancaman Inflasi Bebani Rupiah

Dengan url

http://bisnisantaija.blogspot.com/2012/12/ancaman-inflasi-bebani-rupiah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ancaman Inflasi Bebani Rupiah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ancaman Inflasi Bebani Rupiah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger