Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut  

Written By Unknown on Selasa, 25 Desember 2012 | 09.35

Selasa, 25 Desember 2012 | 05:47 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Perkembangan teknologi mengakibatkan jumlah pengiriman surat menyusut drastis. Berkat inovasi dan terobosan bisnis, PT Pos Indonesia mampu bangkit.

Tampilan kantor pos tua di sudut Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu kini lebih segar. Cat abu-abu kusam yang mengelupas berganti warna menjadi oranye. Di pintu masuk terpampang huruf kapital besar mencolok, "Pos Shop", mengundang perhatian orang yang melewati kawasan tersebut.

Pos Shop adalah satu dari empat kantor milik PT Pos Indonesia yang berubah wujud dan fungsi. Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana mengatakan, selain menyediakan layanan surat-menyurat, Pos Shop menghadirkan toko retail Indomaret dan layanan e-commerce. Pada 2013, Pos berencana mengembangkan bisnis retailnya dengan membangun Pos Shop lebih banyak.

Bernaung di bawah bendera PT Postmart Indonesia, bisnis retail merupakan satu dari sekian strategi yang dilakukan Pos untuk bertahan di tengah surutnya pengiriman surat akibat gempuran teknologi Internet. Universal Postal Union menyebutkan terjadi penurunan volume pengiriman surat di seluruh dunia hingga 57 miliar sejak 2006 hingga 2010. Hasil survei International Postal Corporation menunjukkan pengiriman surat diperkirakan terus merosot dalam 15 tahun ke depan.

Sepinya bisnis surat membuat perusahaan warisan Belanda berusia dua setengah abad itu harus menanggung kerugian. Pada 2007, kerugian PT Pos mencapai Rp 23 miliar. Setahun kemudian, angka kerugian membengkak jadi Rp 70 miliar.

Hanya sedikit orang yang percaya PT Pos bisa bangkit dari kebangkrutan, termasuk di antaranya bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil. PT Pos memiliki potensi bisnis yang besar. Sayangnya, kondisi internal perusahaan kala itu sangat kacau. "Banyak sekali laporan keuangan yang tidak bisa dikonsolidasi," kata Sofyan.

Ia memutuskan merombak direksi, di antaranya dengan menempatkan I Ketut Mardjana sebagai direktur utama sejak 2009. Mardjana adalah pemegang gelar doktor akuntansi dari Monash University, Australia. Ia sebelumnya menjabat Direktur Eksekutif Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Sebagai wakilnya, Sofyan menunjuk Sukatmo Padmosukarso, bankir senior dan Wakil Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia.

Kombinasi dua orang itu membuat PT Pos mampu membalikkan nasib. Sejak 2009, perseroan berhasil membukukan laba Rp 98 miliar. Setahun kemudian, keuntungan naik menjadi Rp 156 miliar. Tahun ini perseroan mematok target laba Rp 182 miliar. "Ini adalah contoh bagaimana sebuah perusahaan yang dipikir akan mati kemudian menjadi lebih baik," Sofyan menambahkan.

Begitu didapuk menjadi komandan di PT Pos, Mardjana dan timnya langsung berbenah. Agar tak tenggelam, menurut Mardjana, perusahaan yang dipimpinnya melakukan sejumlah terobosan. PT Pos tak bisa lagi hanya berfokus pada bisnis yang sudah dilakoninya selama berpuluh tahun, yaitu pengiriman surat dan paket. "Kami bermetamorfosis dari postal company menjadi network company," katanya.

Mardjana menjadi salah satu dari enam "CEO BUMN Pilihan Tempo 2012". Cerita selengkapnya baca di Majalah Tempo Edisi 23 Desember 2012.

TIM TEMPO


Anda sedang membaca artikel tentang

Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut  

Dengan url

http://bisnisantaija.blogspot.com/2012/12/berkat-mardjana-pt-pos-bangkit-dari.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut  

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut  

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger