Sabtu, 01 Desember 2012 | 22:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi, Komaidi, mendesak pemerintah segera menaikkanharga bahan bakar minyak bersubsidi. Tapi dia menyarankan kenaikan premium dibatasihanya Rp 1.500 per liter. Dengan demikian, harga bensin bersubsidi hanya naik dari semula Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter.
"Idealnya di kisaran itu," kata Komaidi saat dihubungi Sabtu, 1 Desember 2012. Kenaikan tipis itu, kata dia, sudah pernah dilakukan pemerintah pada 2008 dan masyarakat menerimanya dengan baik.
Menurut Komaidi, kondisi ekonomi masyarakat saat ini mampu menerima kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia menunjuk pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 6-7 persen selama lima tahun terakhir sebagai indikator.
Meski begitu, kata Komaidi, penolakan pasti akan tetap ada. Selain itu, kenaikan harga premium juga akan memicu inflasi dan gejolak sosial. Dia meminta pemerintah siap dengan antisipasi.
Jika jadi dinaikkan, Komaidi menilai waktu paling tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi adalah pada pertengahan semester pertama 2013, yakni pada Maret-April. Soalnya, semester kedua 2013 sudah mendekati Lebaran. Selain itu, kondisi politik pasti memanas menjelang Pemilu 2014.
Komaidi menegaskan kenaikan harga premium akan membuat penghematan anggaran negara sampai Rp 8o triliun.
RAFIKA AULIA
Berita Terpopuler:
Doa Emha Ainun Najib, KPK Segera Bubar
Basuki Ahok: Masa Satu Orang Bisa Nyambung 3 Kali?
Malaysia Hina Indonesia, Wakapolri Nanan Berang
Sule OVJ dkk Terancam Dipidanakan
Begini Kronologi Wayang OVJ vs Red Production
Anda sedang membaca artikel tentang
Harga Premium Disarankan Naik Jadi Rp 6.000
Dengan url
http://bisnisantaija.blogspot.com/2012/12/harga-premium-disarankan-naik-jadi-rp.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Harga Premium Disarankan Naik Jadi Rp 6.000
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Harga Premium Disarankan Naik Jadi Rp 6.000
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar