Rabu, 26 Desember 2012 | 06:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang akhir tahun, gairah investor melakukan akumulasi saham di bursa Jakarta diperkirakan mulai surut.
Analis dari PT Trust Securities, Reza Priyambadha, mengatakan masih minimnya sentimen positif serta terbatasnya waktu transaksi membuat indeks berpotensi melanjutkan tekanan jual. "Dengan sisa waktu efektif tiga hari, animo beli akan menurun karena investor cenderung mencari posisi aman," ujarnya.
Sentimen negatif masih menyelimuti bursa global seiring belum adanya kesepakatan mengenai jurang fiskal di Amerika Serikat pada tahun depan. Menurut Reza, ketidakpastian jurang fiskal membuat pelaku pasar terombang-ambing di pasar saham. Karena itu, mereka memutuskan keluar dari pasar saham dan mengambil aksi ambil untung.
Melihat posisinya saat ini, IHSG sulit untuk mengejar level 4.300 pada akhir tahun. "Animo beli investor baru akan kembali di awal tahun baru sehingga menyebabkan indeks saham menguat pada Januari (January effect)," kata dia.
Hari ini, indeks akan bergerak konsolidatif pada kisaran 4.210-4.265 dengan potensi melanjutkan pelemahan. "Beberapa saham yang bisa dibeli antara lain Unilever Indonesia (UNVR), Holcim Indonesia (SMCB), Erajaya (ERAA), Global Mediacom (MNCN), serta Arwana Citramulia (ARNA)."
Indeks di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup pada level 4.250,21 atau melemah 25,93 poin (0,61 persen) dibanding penutupan perdagangan November lalu di level 4.276,14. Belum adanya titik temu guna menghindari jurang fiskal menjadi penghambat utama laju indeks sepanjang Desember.
PDAT | M. AZHAR
Anda sedang membaca artikel tentang
Tekanan Jual Diprediksi Berlanjut
Dengan url
http://bisnisantaija.blogspot.com/2012/12/tekanan-jual-diprediksi-berlanjut.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tekanan Jual Diprediksi Berlanjut
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tekanan Jual Diprediksi Berlanjut
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar