TEMPO.CO, Kabupaten Berau - Datangnya masa liburan tahun baru merupakan momen penting bagi pelaku usaha jasa bidang wisata di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Seperti tahun sebelumnya, akhir tahun ini kepulauan bakal dibanjiri pengunjung baik dari luar dan dalam negeri.
Sebagai andalannya, Kepulauan Berau menyajikan wisata bawah laut nan eksotis. Para pencinta selam sedianya tak menyiakan waktu untuk bertualang menikmati sajian alam di dasar Laut Cina di wilayah Indonesia.
Tak ingin menyia-nyiakan peluang, pelaku usaha mulai menyiapkan peningkatan layanannya. Di Pulau Derawan, usaha wisata mulai menyiapkan paket wisata. Seperti di Derawan Beach Cafe & Cottage, yang menyiapkan paket wisata traveling. Dengan Rp 16 juta, penyedia jasa wisata menyiapkan penyambutan mulai di Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau, hingga berkeliling gugus Kepulauan Derawan dalam sehari.
"Kami sedang siapkan, jadi tamu tak usah lagi repot-repot cari angkutan dari bandar, kami sambut termasuk dengan transportasi laut untuk kapasitas 30 orang," kata pekerja di Derawan Beach Cafe & Cottage.
Gugus Kepulauan Derawan terdiri atas empat pulau. Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Maratua, dan Pulau Sangalaki. Masing-masing pulau memiliki ciri khas wisata. Tapi seluruhnya menyajikan keindahan bawah laut.
Di Pulau Maratua pun demikian. Pulau terluar ini dihuni warga yang terbagi menjadi empat kampung dari suku Bajao. Warga di sini tengah menyiapkan penyambutan libur tahun baru. Warga mulai membangun tempat-tempat penginapan di perkampungan. Ini bisa menjadi alternatif bagi para turis untuk sedikit menghemat anggaran liburan.
Jika ingin menikmati suasana yang berbeda di pulau ini, ada penginapan di atas air, Maratua Paradise. Menginap di sini tak seperti menginap di penginapan atau hotel yang dihitung harga kamar. Di sini, manajemen mengenakan biaya berdasarkan orang atau disebut menghitung kepala. Setiap orang harus membayar Rp 550 ribu per malam. Soal suasana penginapan, pengunjung mendapat pemandangan yang eksotis.
Sedangkan Pulau Kakaban pun tak kalah eksotis. Pulau tak berpenghuni ini, selain menyajikan pemandangan alam, menyuguhkan keindahan salah satu biota laut langka. Pulau dengan struktur batu karang ini memiliki sebuah danau yang isinya ubur-ubur atau jelly fish tanpa sengat. Jadi pengunjung bisa berenang sambil bermain dengan ubur-ubur. Jangan khawatir, menyentuh hewan lembut ini tak akan menyakitkan atau menimbulkan gatal seperti ubur-ubur pada umumnya.
Para pencinta snorkeling atau diving juga bisa menikmati pemandangan bawah laut Pulau Kakaban. Tak jauh dari dermaga kedatangan, sudah terdapat terumbu karang. Airnya yang jernih membuat pengunjung sudah bisa melihat terumbu karang dari atas kapal saat pertama kedatangan.
Para pencinta selam juga bisa menikmati keindahan palung di pulau ini. Tak sampai 20 meter berenang ke arah laut lepas, penyelam sudah bisa menikmati keindahan terumbu karang yang tumbuh pada dinding atau wall palung pulau. Jangan lupa, saat berkunjung ke Pulau Kakaban, siapkan logistik, terutama air putih. Sebab, di Pulau ini tak ada sumber air tawar.
Setelah puas dari Pulau Kakaban, perjalanan hendaknya dilanjutkan ke arah selatan menuju Pulau Sangalaki. Di sini, pengunjung bisa menemukan dan melihat secara langsung penyu hijau bertelur. Tapi di sini harus bermalam karena penyu hijau biasanya bertelur pada malam hari.
Jangan khawatir soal penginapan. Di Pulau Sangalaki kini sudah ada penginapan sekaligus restoran, Sangalaki Manta Pradise. Dalam semalam, pengunjung bisa menemukan lebih dari dua ekor penyu hijau bertelur di pasir putih pulau ini.
Tak cuma itu, pencinta selam juga akan mendapatkan sensasi berbeda di pulau konservasi ini. Di sini, pencinta selam bisa menikmati beragam biota laut langka, seperti ikan pari manta ray, ikan barracuda, dan berbagai biota lain.
Pengelola Sangalaki Resort sudah menyiapkan sarana selam untuk disewa. Soal titik penyelaman atau dive spot, pengelola juga sudah memetakan tempat biasanya pari manta ray bermain. "Pari manta ray di sini lebarnya bisa mencapai 5-7 meter," kata Jhony Sudyanto, pengelola Sangalaki Resort.
Jhony telah dua tahun mengelola Sangalaki Resort. Dia pun tak ingin menyia-nyiakan momen akhir tahun. Dirinya tengah bersiap-siap menyambut wisatawan yang akan datang. Salah satu hal yang dipersiapkan adalah fasilitas sinyal telepon dan kebutuhan Internet. "Sudah saya rancang, mudah-mudahan sudah ada sebelum tahun baru," tuturnya.
Untuk menuju Derawan, ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Pertama, bisa melalui jalur sungai, dari pelabuhan Tanjung Redeb menggunakan speed boat menuju Derawan. Jalur ini memakan waktu hingga tiga jam.
Jalur kedua, dari Bandara Kalimarau, Tanjung Redeb, bisa melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Batu. Perjalanan tak lebih dari tiga jam. Perjalanan dilanjutkan dengan speed boat menuju Derawan, yang ditempuh selama 45 menit di atas speed boat.
FIRMAN HIDAYAT